Sunday 3 March 2013

Inspirasi di Balik Keagungan Cinta


Judul Novel  : The Sweet Sins (Di balik pelukan terhangatnya)
Penulis          : Rangga Wirianto Putra
Penerbit        : Diva Press
Cetakan        :  I (Oktober 2012)
Tebal            : 428 halaman
Peresensi      : LPM - Humaniush (IAIN Suka Yogyakarta)
Sumber        : http://humaniushlpm.wordpress.com/2013/01/14/inspirasi-di-balik-keagungan-cinta/

Jika yang dimaksud “cinta” adalah buta, gila, dan luar biasa, itulah mengapa karena cinta, sesama jenis pun bisa bercumbu mesra. Langit yang gelap seketika akan menjadi berwarna. Dua hati, satu asmara, satu jiwa bercinta yang berteduh dalam dada. Begitu agungnya sebuah makna cinta yang tersirat dalam novel ini. Cinta sepasang Gay yang muncul melalui proses panjang dan sulit untuk dilogika-kan. Cinta bukanlah sesuatu yang datang secara tiba-tiba, melainkan melewati lorong-lorong perjuangan, pengertian sekaligus ketulusan.

Seperti halnya alur cerita cinta pada novel The Sweet Sins ini, mengapa seorang laki-laki setampan Reino, seorang playboy, gigolo, bokingan tante-tante pada akhirnya jatuh hati pada sesosok Ardo yang tidak lain adalah sesama jenis. Mengapa juga Ardo yang merupakan seorang newscaster ternama di sebuah stasiun TV, laki-laki mapan dan secara fisik bukan tidak mungkin lagi para perempuan tidak tertarik padanya, untuk pertama kalinya hatinya luluh dan merasakan getaran cinta kepada Reino. Memang seperti filosofi pelangi, berbeda tetapi indah (lihat hlm.178).

Berbicara masalah cinta, maka tidak boleh tidak kita akan dihadapkan pada persoalan-persoalan yang sering kali tidak rasional. Cinta mempunyai kekuatan luar biasa, memiliki dampak yang luar biasa pula bagi kehidupan sang pencimnta. Cinta yang sering diagung-agungkan oleh orang itu ada untuk menyatukan segala perbedaan (hlm.179), termasuk perbedaan dimana lazimnya cinta itu hadir pada lawan jenis, bukan sesama jenis seperti halnya yang mereka alami.

The Sweet Sins, Judul yang menggemaskan, kisah yang menarik, dan menggetarkan jiwa, serta mendobrak dogma-dogma sosial, local wisdom, agama, sekaligus moral. Dalam masyarakat, realita percintaan sepasang gay memang tak sedikit. Akan tetapi, tidak banyak yang mengakui sebagai sebuah hak dan kebebasan dalam bercinta. Kisah cinta mereka seolah bukanlah cinta yang legal, melainkan meminjam tajuk lagu dari band Indonesia ternama, Kangen Band sebagai cinta terlarang yang hanya akan menimbulkan petaka. Disinilah salah satu letak kekanonikan karya penulis yang berusaha untuk mengangkat berbagai aspek kehidupan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah problem asmara seseorang.

Terlepas dari semua itu, gaya penyajian cerita yang unik dalam menguraikan latar belakang tokoh membuat pembaca semakin penasaran untuk mengupas kisahnya. Juga gaya bahasa yang populer dengan aura dunia anak muda metropolitan serta dimasukkannya bahasa asing (baca: Inggris, Belanda, Jerman, dsb) menjadikan novel ini ringan dan menarik untuk dibaca terutama bagi kalangan muda. Hal inilah yang menyebabkan novel ini bertanda tanya apakah berstatus sebagai novel kanonik ataukah populer.

Menariknya dari novel ini, pembaca akan menjumpai kalimat-kalimat inspiratif yang membangun mood untuk “hidup kembali” secara utuh dengan semangat membara dan mengubah pola pikir matrealistis. Sebagaimana yang tertuang pada halaman 110, sebuah ungkapan yang menginspirasi pembaca,
Berintegritaslah pada pekerjaan apapun yang kamu pilih jika kamu ingin mendapat kepuasan yang sesungguhnya. Jika kamu bekerja hanya karena uang, kamu tidak akan bebas mengembangkan potensi yang ada pada dirimu karena uang yang akan mengendalikanmu.”

Kembali pada persoalan cinta sepasang gay yang sangat kompleks, Rangga Wirianto Putra, penulis novel ini menuliskan,
cintailah laki-laki dengan cara laki-laki. Cinta tak hanya tentang memperjuangkan, tetapi juga tentang mempertahankan dan melepaskan.”

Akhirnya, The Sweet Sins pun berlalu karena cinta sepasang gay tak bisa dipersatukan. Memang, walaupun gunung itu tinggi, tetapi tetap saja ia tidak akan pernah menjangkau langit. Mungkin kata pepatah itulah yang mengecewakan pembaca ketika membaca novel ini sampai tuntas. Selamat mengarungi dunia cinta dan membaca rasa dari balik kisah gay.

1 comment:

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM NOVEL “ THE SWEET SINS”   KARYA RANGGA WIRIANTO PUTRA Amalia Meldani Mahasiswa Prodi Sastra Ind...