oleh: Rangga Wirianto Putra
Meskipun
pertunjukan Opera kurang begitu populer di Indonesia, tetapi harus diakui bahwa
pertunjukan Opera adalah salah satu seni pertunjukan tertua yang setidaknya telah
berusia kurang lebih 5 abad. Seni pertunjukan opera adalah seni yang memadukan unsur
musik, drama bahkan tarian dan teatrikal sekaligus dalam satu panggung. Hal ini
lah yang menjadikannya salah satu seni pertunjukan paling komplit dan terkesan
penikmatnya hanya dari kalangan kelas atas karena mengingat biaya yang
dibutuhkan untuk menampilkan satu opera yang tidak sedikit. Opera pertama yang
tercatat dan masih dipentaskan hingga saat ini adalah La favola d’Orfeo (The Legend
of Orpheus) yang diciptakan Monteverdi pada tahun 1607.
Gedung Teatro alla Scala, Milan. |
Layaknya
sebuah karya seni, Opera memiliki tema cerita beragam tentang perjuangan,
cinta, pengkhianatan dan perselingkuhan yang tak jarang menguras emosi para
pendengar terutama untuk akhir cerita yang paling tragis seperti kematian dan
pembunuhan. Berikut ini adalah 10 Opera terkenal dengan akhir cerita paling
tragis yang hingga hari ini masih dipertunjukkan di berbagai gedung opera
ternama di dunia:
10. Pietro
Mascagni – Cavaleria Rusticana
Cavaleria
Rusticana adalah opera satu babak ciptaan Pietro Mascagni. Opera ini bercerita
tentang drama kehidupan dengan latar belakang kehidupan di Italia yang dipenuhi
intrik percintaan, persaingan dan pengkhianatan antara Turiddu dan Alfio .
Opera ini termasuk salah satu jenis opera verismo, yaitu opera yang mana
kisahnya benar-benar mencerminkan realita kehidupan pada saat itu. Opera ini
diakhiri dengan terbunuhnya tokoh Turiddu secara mengenaskan karena
pertarungannya dengan Alfio.
9. Georges
Bizet – Carmen
Carmen
adalah opera karya komposer asal Prancis, Georges Bizet yang diadaptasi dari
sebuah novel dengan judul yang sama karangan Prosper Mérimée. Opera empat babak
ini pertama kali dipentaskan di Paris, Perancis pada tahun 1875. Opera ini
menggambarkan tentang kisah percintaan antara seorang anggota cavaleri, Don
José dan seorang gadis gipsy, Carmen. Carmen dianggap salah satu opera paling
eksotis dan romantis dalam menggambarkan tentang perjuangan dan kisah cinta.
Meskipun Carmen pada akhirnya tewas dibunuh oleh Don José sendiri karena ia
menolak untuk kembali kepada Don José, tetapi kharismatik tokoh Carmen takkan pernah
lepas sepanjang opera empat babak ini. L'amour
est un oiseau rebelled dan Votre
Toast adalah dua aria yang paling terkenal dari opera Carmen. Bahkan, Nietzsche
menuliskan secara khusus tentang kekagumannya pada karya Bizet yang satu ini.
8. Gaetano
Donizetti - Lucrezia Borgia
Opera
ini diangkat dari kisah nyata seorang Lucrezia Borgia. Lucrezia Borgia adalah
anak perempuan dari Roderigo Borgia atau Paus Aleksander VI, yaitu Paus yang
menjabat sejak 11 Agustus 1492 sampai 18 Agustus 1503 sekaligus menjadi Paus
terakhir pada abad pertengahan. Kisah Lucrezia Borgia bercerita seputar intrik
Gereja ketika sang ayah menduduki tahta suci yang kemudian skandal-skandalnya
merupakan salah satu yang terburuk dalam sejarah kelam abad pertengahan.
Diceritakan dari berbagai sumber bahwa karena pesona kecantikannya, bahkan
membuat Cesare Borgia, yaitu kakak kandungnya sendiri tega membunuh Giovanni
Borgia demi mendapatkan perhatian Lucrezia. Namun pada akhir opera ini
diceritakan bahwa Lucrezia menanti kematiannya sendiri dengan menolak untuk
meminum obat penawar dari racun yang telah diminum olehnya. Era desso il figlio mio adalah lagu penutup
dari opera ini yang dibawakan dengan sangat menyentuh oleh banyak Soprano
kenamaan, diantaranya Edita Gruberova dan Dame Joan Sutherland yang mana aria
ini sekaligus mengakhiri kehidupan seorang Lucrezia yang sangat tragis.
7. Giacomo
Puccini - Manon Lescaut
Manon Lescaut dengan peran penuh gairah sebagai wanita penjaja cinta kelas atas. |
Begitu
banyak opera melodramatik yang diciptakan oleh Puccini, salah satunya adalah
Manon Lescaut. Manon Lescaut diangkat dari sebuah novel L'histoire du chevalier des Grieux et de Manon Lescaut oleh Abbé
Prévost tahun 1731. Manon, adalah seorang wanita penggoda kelas atas yang telah
membuat seorang anggota kavaleri, Chevalier des Grieux jatuh cinta yang teramat
sangat padanya. Tetapi cinta mereka tidak dapat diterima oleh nilai dan norman masyarakat
pada masa itu sehingga mereka mengasingkan diri dan Manon tewas di dalam
perjalanan, di sebuah padang gurun yang gersang. Kisah cinta Manon kemudian
menjadi inspirasi bagi banyak komposer. Selain Puccini, Jules Massenet pun menggubah
sebuah Opera berjudul Manon sebagai penghargaan terhadap cinta yang tulus dan
mulia dari seorang Manon. Bahkan, Alexandre Dumas Junior menulis sebuah novel The Lady of the Camellias yang
terinspirasi dari kisah ini dan kemudian diadaptasi menjadi Opera La Traviata oleh Giuseppe Verdi.
6. Richard
Wagner – Lohengrin
Lohengrin, Sang Kesatria Angsa |
Opera
Lohengrin adalah opera tiga babak karangan Richard Wagner yang pertama kali
dipentaskan pada tahun 1850. Menurut seorang pengamat musik dikatakan bahwa pembukaan
(Overture) dari opera ini sebagai
delapan menit paling indah dalam sejarah musik. Lohengrin adalah sebuah legenda
Jerman Kuno tentang seorang Kesatria Angsa yang ditugaskan untuk membantu
sebuah daerah yang bernama Brabant dari kehancuran sejak kematian Sang Raja. Lohengrin
kemudian mengajukan sebuah syarat kepada Elsa tentang sebuah pertanyaan
terlarang, yaitu jangan pernah bertanya tentang asal-usul sang kesatria atau ia
akan pergi tanpa pernah kembali. Di dalam perjalanan, Elsa, Putri sang Raja
pada akhirnya jatuh cinta pada Kesatria Lohengrin dan kemudian mereka pun menikah.
Treulich geführt adalah wedding march yang paling terkenal dari
opera ini. Tetapi pada akhirnya karena diliputi oleh rasa penasaran, Elsa
bertanya kepada Lohengrin tentang asal-usulnya, siapa dirinya dan dari mana ia
berasal. Lewat In Fernem Land,
Lohengrin menjawab bahwa ia adalah Kesatria Angsa Lohengrin, anak dari Parsifal
(Perceival) kemudian Sang Kesatria kembali ke kereta angsanya, pergi
meninggalkan Brabant sekaligus Elsa tanpa pernah kembali.
5. Francesco
Cilea – Adriana Lecouvreur
Angela Gheorghiu sebagai Adriana Lecouvreur |
Adriana
Lecouvreur adalah opera empat babak karangan Francesco Cilea. Opera ini digubah
berdasarkan kisah nyata seorang aktris Perancis, Adrienne Lecouvreur
(1692–1730). Adriana Lecouvreur menceritakan tentang kehidupan seorang pelakon wanita
bernama Adriana Lecouvreur yang kehilangan kariernya. Tetapi ketika ia berada
dalam masa-masa sulit itu, ia menemukan cintanya pada sosok Maurizio. Bagian
yang paling terkenal dari opera ini yaitu Ballet dan death scene ketika Adriana menghembuskan nafasnya yang terakhir di
pangkuan Maurizio akibat keracunan. Racun tersebut diberikan oleh rivalnya, Princess
de Bouillon melalui sekuntum bunga dengan mengatasnamakan Maurizio. Poveri fiori adalah aria yang
menggambarkan saat-saat terakhir Adriana seperti sekuntum bunga malang yang
harus menguncup meski baru hendak berkembang.
4.
Verdi - La Traviata
Diana Damrau berperan sebagai Violeta Valery |
Sulit
rasanya memisahkan opera ini dari daftar opera dengan akhir paling tragis.
Meskipun memiliki kemiripan cerita terhadap Manon Lescaut dengan latar belakang
tentang penjaja cinta kelas atas, tetapi kejeniusan seorang Verdi membuat saya
ingin membahas opera ini lebih dalam lagi sekaligus menempatkannya di urutan ke
empat sebagai opera dengan akhir paling tragis.
Verdi membuka opera ini dengan overture yang sangat liris dan sangat
menyayat hati ketika menggambarkan kehidupan sang tokoh utama, Violeta Valery.
Tidak hanya itu, ia pun kemudian memadukan kesengsaraan Violeta Valery yang tengah
menderita sakit dengan keglamoran hidupnya sebagai seorang wanita penjaja cinta
kelas atas. Verdi seakan ingin mempertegas apa yang dikatakan oleh Alexandre
Dumas Junior di dalam bukunya, bahwa ketika Tuhan menunjukkan sesuatu kepada
seorang wanita hanya lewat dua jalan: jalan cinta dan jalan cinta yang berlumur
darah. Verdi seakan ingin membanting
emosi penonton pada babak ketiga, yaitu dengan nyanyian Addio del passato yang merupakan ungkapan paling perih dari Violeta
Valery menjelang akhir hidupnya. Dan benar saja, Verdi berhasil membuat Violeta
meregang nyawa dengan tragis dengan halusinasi seakan ia telah terbebas dari
penyakitnya. Violeta kemudian menjatuhkan tubuhnya dan tergeletak tak bernyawa
di hadapan seseorang yang ia jatuhi cinta, sejatuh-jatuhnya cinta, Alfredo
Germont. Bagian ini pula lah yang selalu membuat penonton menjerit tepat ketika tirai diturunkan.
3. Richard
Wagner – Tristan und Isolde
Poster Tristan und Isolde di Metropolitan Opera |
Tristan
und Isolde merupakan opera karangan Richard Wagner yang terdiri dari tiga
babak. Opera “Tristan und Isolde” merupakan bentuk siksa cinta Wagner sendiri
terhadap teman wanitanya, Mathilde Wesendonck. Jadi, dapat dikatakan bahwa penciptaan opera ini
didasari oleh ketidaksetiaan dan pengkhianatan. Meskipun demikian, Wagner mengatakan
bahwa Tristan und Isolde adalah yang terbaik dari semua opera ciptaannya. Notasi Tristan
und Isolde penuh dengan struktur harmoni yang kompleks, warna orkestra yang
khas dan menjadi rujukan utama dalam sejarah musik barat. Bagian paling
terkenal dari opera ini yaitu pada bagian cinta mati Isolde (Isolde
Liebestod) yang menceritakan bagian akhir kehidupan
Isolde. Dimana, aria Mild und leise wie er
lächelt dinyanyikan secara penuh penghayatan oleh para Soprano menjelang kematian
Isolde. Yang paling tragis dari opera ini yaitu kematian seorang penyanyinya,
yaitu Ludwig Schnorr von Carolsfeld di atas panggung pada saat membawakan peran
sebagai Tristan pada 21 Juli 1865.
2.
Giacomo Puccini - Madama Butterfly
Maria Callas berperan sebagai Madama Butterfly |
Madama
Butterfly adalah opera tiga babak karangan Giacomo Puccini. Opera ini
menceritakan kisah yang mengharukan tentang Cio-Cio-san, seorang Geisha yang
telah mengorbankan segala yang ia miliki: keyakinan dan cintanya kepada B.F.
Pinkerton, seorang angkatan laut Amerika. Ia mengira bahwa segala yang telah ia
miliki adalah abadi. Ternyata, Pinkerton meninggalkannya sekaligus menduakan
cintanya. Karena tidak sanggup menerima takdir, Madama Butterfly memilih mati
dengan sebuah rasa hormat; barangsiapa
yang tak dapat hidup dalam kemuliaan, maka harus mati dalam kemuliaan.
Ia merasa cintanya terlalu mulia untuk sebuah pengkhianatan. Lalu Madama
Butterfly mengakhiri hidupnya persis di depan anak lelaki tepat ketika Pinkerton
hendak menyusulnya, tetapi ia sudah terlambat, Madama Butterfly telah mati.
1. Giacomo
Puccini – Tosca
Castel Sant'Angelo, tempat berlangsungnya sebagian besar adegan dalam Opera Tosca |
Tosca
adalah opera tiga babak yang mana semua dari tokoh utamanya mati, karena
pembunuhan, eksekusi dan bunuh diri. Opera ini diangkat dari sandiwara panggung
yang sangat terlarang pada era victoria karena nenonjolkan intrik politik dari gereja. Opera ini bercerita tentang Sang tokoh utama, Floria Tosca yang mencintai seorang pelukis gereja, Mario
Cavaradossi. Tetapi pada saat yang bersamaan seorang chief of police, Baron Scarpia
ingin mndapatkan Tosca dengan cara melenyapkan Cavaradossi terlebih dahulu dengan mencari
kesalahannya kemudian menjatuhkan hukuman mati padanya. Mngetahui bahwa Scarpia
memiliki intrik yang jahat, Tosca membunuhnya terlebih dahulu.
Bryn Terfel sebagai Baron Scarpia |
Dengan kematian Scarpia,
Tosca berharap bahwa Cavaradossi dapat diampuni dan dibebaskan, tapi ternyata hukuman mati tersebut tetap dilaksanakan sebelum matahari
terbit. Mendapati sang kekasih telah ditembak mati, Tosca kemudian harus
mempertanggungjawabkan perbuatannya pada Scarpia. Tetapi sebelum ia ditangkap, ia telah
melompat dari atas Castel Sant'Angelo dan tewas.
Begitu banyak adegan dramatis
didalam opera ini, diantaranya pembunuhan Scarpia (il bacio di Tosca), eksekusi Mario Cavaradossi dan yang terakhir
adalah adegan melompatnya Tosca dari atas Castel Sant'Angelo.
***
No comments:
Post a Comment