Oleh:
Rangga Wirianto Putra S. Psi
Dewasa
ini Pemerintah sedang marak-maraknya mempromosikan kepada Masyarakat Indonesia
untuk investasi tidak hanya pada Perbankan tetapi juga investasi dalam bentuk
saham. Tetapi, kemudian timbul sebuah
pertanyaan, apakah masyarakat awam – seperti saya – yang notabenenya tidak
memiliki ilmu pengetahuan yang mumpuni terhadap investasi saham kemudian
menjadi terhambat untuk berinvestasi dalam bentuk saham?
Untuk
menjawab pertanyaan tersebut, saya menilik investasi dalam bentuk reksa dana saham dan kemudian menuliskan artikel ini untuk pembelajaran terutama pada diri saya. Dan saya bukan seorang marketing atau seseorang yang berafiliasi pada perusahaan manajer investasi manapun. Saya adalah adalah murni seorang investor pemula.
Investasi reksa dana saham adalah investasi yang mengalokasikan dananya sebagian besar pada instrumen saham. Investasi Reksa dana jenis ini merupakan investasi dengan imbal hasil tertinggi dibandingkan dengan Investasi Reksa dana jenis lain. Ada berbagai macam produk reksa dana saham yang terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan, tetapi reksa dana mana yang patut untuk dipilih?
Investasi reksa dana saham adalah investasi yang mengalokasikan dananya sebagian besar pada instrumen saham. Investasi Reksa dana jenis ini merupakan investasi dengan imbal hasil tertinggi dibandingkan dengan Investasi Reksa dana jenis lain. Ada berbagai macam produk reksa dana saham yang terdaftar resmi di Otoritas Jasa Keuangan, tetapi reksa dana mana yang patut untuk dipilih?
Sebelum memilih, ada baiknya kita melihat apa saja yang menjadi bahan pertimbangan utama dalam memilih suatu produk reksa dana? Tujuannya tentu saja agar kita memilih produk reksa dana yang aman, stabil dan memberikan imbal hasil yang optimal, bukan? Karena memang seperti itulah tujuan dari investasi itu sendiri.
1.
Legalitas
Untuk
mengecek legalitas produk reksa dana dari manajer investasi, anda cukup
mengeceknya di OJK atau di http://aria.bapepam.go.id. Pengecekan legalitas ini
sangat penting agar anda tidak terjebak pada investasi illegal atau investasi
bodong.
2.
Kinerja
Kinerja
jangka pendek reksa dana saham dapat dilihat berdasarkan rating meski rating
bukanlah satu-satunya indikator. Ada dua perusahaan yang secara rutin melakukan
rating pada reksa dana yaitu
Invofesta (www.infovesta.com) dan Morningstar (www.morningstar.com). Keduanya adalah perusahaan yang menyediakan informasi
mengenai kinerja saham, reksa dana, indeks harga dan produk-produk keuangan
lainnya. Umumnya indikator yang digunakan sebagai acuan adalah Resiko dan Imbal
Hasil, Jumlah Dana Kelolaan, Unit Penyertaan dan Biaya. Rating menunjukkan kinerja reksa dana selama 1 tahun, 3 tahun, 5
tahun dan secara keseluruhan. Rating yang
tinggi bukan berarti menjamin imbal hasil yang tinggi pula pada masa mendatang,
tetapi kinerja reksa dana tersebut dapat dikategorikan cukup memuaskan selama
beberapa waktu kebelakang.
3.
“Kepribadian” Reksa dana.
Kepribadian
reksa dana ini saya bagi menjadi beberapa bagian berdasarkan unsur intrinsik di dalamnya,
diantaranya yaitu umur suatu reksadana, jumlah dana kelolaan, alokasi dana,
parameter resiko, harga NAB dan juga kemudahan dalam akses informasi tentang
perkembangan reksa dana tersebut.
A.
Umur.
Semakin
lama umur suatu reksa dana menunjukkan bahwa reksa dana tersebut semakin tahan
terutama terhadap krisis dan gejolak ekonomi. Ada beberapa reksa dana yang
bahkan telah melewati krisis ekonomi 1998, 2008 serta gejolak ekonomi tahun
2015 dan masih bertahan hingga saat ini. Reksa dana ini patut anda
pertimbangkan untuk memilihnya tetapi bukan berarti reksa dana yang relatif ‘muda’
tidak memiliki kinerja yang baik. Hanya saja, untuk reksa dana saham disarankan
untuk mempertimbangkan pemilihan pada usia reksadana minimal 3-5 tahun. Karena pada
usia tersebut akan dapat memudahkan calon investor dalam melihat konsistensi
pergerakan reksa dana tersebut selama 1 tahun hingga 3 tahun bahkan hingga 5
tahun.
Meskipun
demikian, tidak ada salahnya untuk memilih reksa dana yang berumur relatif muda,
karena reksa dana yang hari ini kita kategorikan sebagai senior pun dulu pasti pernah
muda. Tetapi harus dilihat pula track
record manajer investasinya dan bagaimana kredibilitasnya. Karena track record dan kredibilitas manajer
investasi turut mempengaruhi kinerja reksa dana tersebut.
B.
Jumlah Dana Kelolaan
Ibaratnya,
semakin banyak masyarakat yang menitipkan investasinya pada suatu reksa dana,
maka mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap reksa
dana tersebut. Jumlah pengelolaan dana dalam bilangan Trilyun bukan berarti
jaminan bahwa reksa dana tersebut akan memberikan imbal hasil yang tinggi,
bahkan ada pula Reksa dana yang dana kelolaannya masih dalam bilangan Milyar
memiliki return tinggi. Jumlah dana pengelolaan biasanya membantu para investor
untuk mempercayakan modalnya terhadap suatu reksa dana. Semakin besar dana
kelolaan akan membuat manajer investasi lebih berhati-hati dalam mengelola dana
tersebut, maka jangan heran jika reksa dana dengan dana kelolaan yang besar akan
outperform dari benchmark yang lebih kecil karena mereka benar-benar menjaga
investasi anda dengan sangat cermat dan aman, istilahnya alon-alon asal klakon.
C.
Alokasi Dana dan Formulasi
Anda
dapat mengecek alokasi dana pada sektor apa saja dana tersebut ditanamkan.
Informasi ini biasanya dapat anda temukan di Fund Factsheet. Anda dapat membandingkan beberapa reksa dana sekaligus
berdasarkan alokasi dananya. Misalnya, oleh karena kebijakan ekonomi yang
dikeluarkan oleh pemerintah lebih besar pada sektor infrastruktur, maka trend pada saat itu adalah kecenderungan
penguatan harga saham pada sektor infrastruktur. Dengan demikian anda dapat
membandingkan beberapa reksa dana saham yang mengalokasikan dananya lebih besar
pada sektor tersebut sebagai indikator pilihan.
Meskipun
sebagian besar Fund Factsheet mencantumkan
informasi terhadap alokasi efek terbesar, biasanya dirangkum dalam Top 5. Tetapi
secara keseluruhan formula spesifiknya alias resep dapur manajer investasi tidak akan mereka bocorkan. Hal
ini tentu bertujuan untuk menumbuhkan iklim persaingan antar produk reksa dana
dan memungkinkan perkembangan investasi dalam arti keseluruhan – jika tidak
ingin menyebut sebagai bahan jualan dari marketing
manajer investasi.
D.
Parameter Resiko
Semakin
agresif kinerja suatu reksa dana, maka imbal hasil yang diperoleh pun dapat
semakin tinggi. Semakin tinggi imbal hasil yang diperoleh maka semakin tinggi pula
tingkat resiko karena memang demikianlah prinsip utama dari investasi: high risk, high return. Untuk calon investor jangan hanya tergiur dengan nilai
imbal hasil yang tinggi, konsistensi adalah yang utama dalam investasi reksa
dana.
E.
Harga NAB.
Semakin
tinggi harga NAB suatu reksa dana
menandakan bahwa usia reksa dana tersebut semakin matang. Ada anggapan yang
mengatakan bahwa semakin tinggi harga NAB dan semakin besar dana kelolaan suatu
reksa dana maka imbal hasil akan semakin sedikit atau outperform dari benchmark
akan semakin kecil. Ada pula reksa dana yang outperformnya terkadang jauh melampaui benchmark dengan harga NAB yang rendah dan dana kelolaan yang lebih
kecil. Semakin besar nilai outperform
dari benchmark maka imbal hasil akan
semakin tinggi. Apakah benar? Kita lihat faktanya!
Contoh
yang kami tuliskan hanyalah bertujuan sebagai alat pembelajaran dan tidak dapat
dijadikan sebagai saran untuk berinvestasi. Tetapi setidaknya gambar diatas
berusaha untuk menunjukkan perbandingan 2 reksa dana yang keberadaannya telah
cukup lama (diatas 10 tahun) dengan NAB yang telah tinggi (Schroder Dana
Prestasi Plus dan Panin Dana Maksima) dan Reksa dana yang relatif baru (dibawah
10 tahun) dengan NAB yang lebih rendah (Sucorinvest Equity Fund dan SAM
Indonesia Equity Fund) dengan benchmark
IHSG. Grafik menunjukkan bahwa Reksa dana yang relatif baru dengan NAB yang
lebih rendah memiliki outperform dari
benchmark yang lebih tinggi daripada Reksa
dana yang cukup lama dengan NAB yang lebih tinggi. Hal ini tentu
mengindikasikan imbal hasil yang lebih besar pula.
F.
Kemudahan dalam akses informasi.
Seiring
dengan berkembangnya teknologi, beberapa manajer investasi kini memudahkan para
investor untuk melihat pergerakan investasi mereka. Salah satu manajer
investasi misalnya, telah memudahkan para investor untuk mengecek pergerakan
reksa dana mereka didalam akun virtual yang diupdate setiap harinya.
4.
Pelajari Prospektus dan Fund Factsheet
Contoh: Fund Factsheet "Sucorinvest Equity Fund" |
Salah
satu indikator dalam memilih dana reksa yang baik adalah kemudahan investor
dalam memperoleh Prospektus dan Fund
Factsheet. Prospektus adalah ringkasan
dari kontrak investasi kolektif. Dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan, seorang
calon investor reksa dana diwajibkan untuk membaca dan memahami prospektus
sebelum berinvestasi pada produk reksa dana. Hal ini menujukkan bahwa betapa
pentingnya memahami sebuah prospektus sebelum berinvestasi. Sedangkan Fund Factsheet adalah laporan kinerja
bulanan yang memuat informasi ringkas tentang reksa dana. Maka Fund Factsheet akan diterbitkan setiap bulannya
oleh manajer investasi. Prospektus dan Fund Factsheet dapat dengan mudah kita
temukan pada situs manajer investasi atau situs yang memuat informasi keuangan
dan pengelola investasi, salah satunya yaitu www.bareksa.com.
Contoh: Fund Factsheet "Schroder Dana Prestasi Plus" |
Di
dalam Fund Factsheet biasanya dapat
kita temukan secara ringkas Main Risk
Factors, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi resiko reksa dana. Adalah
penting bagi calon investor untuk membaca bagian ini karena investasi yang
benar adalah investasi yang turut mempertimbangkan faktor resiko yang mungkin
akan dihadapi selama investasi tersebut berjalan.
Demikianlah
pertimbangan-pertimbangan yang dapat anda gunakan untuk memilih suatu produk
reksa dana. Cek! Cek! dan cek! adalahlah kunci utama dalam setiap investasi.
Selamat berinvestasi!
Jakarta, 31-3-2017
Rangga Wirianto Putra